SIAPA ABU MUHAMMAD AL – MAQDISIY ITU?
oleh: ABu Usamah
Abu Muhammad al-Maqdisi. Nama lengkapnya adalah ’Ishom bin Muhammad bin Thohir al-Burqowi. Lahir pada tahun 1378H / 1959M di desa Burqoh’ daerah nablis Palestina. Dia tumbuh di kuaid, dan pada awalnya berguru kepada Muhammad surur bin Nayif Zainal Abidin tokoh utama kelompok sururiyyah hingga dia dikeluarkan dari kelompok Muhammad surur karena fatwanya yang menyelisihi kelompok tersebut.
Kemudian dia berburu kepada para pemuda sisa-sisa kelompok juhaiman yang tinggal di kuwaid, dan mengarang beberapa kitab seperti kawasyif jaliyah, millatah Ibrahim murji’atu ashr, dan yang lainya. Dia dikeluarkan dari kelompok tersebut karena ketergesaannya dalam pengkafiran, maka dia menyerang balik kelompok tersebut dengan menulis sebuah risalah kecil yang mensifati mereka sebagai thogut-thogut kecil.
Sesudah itu dia bergabung dengan beberapa orang yang berlebihan dalam pengkafiran yang mereka tidak solat di masjid masjid kaum muslimin dan sholat di padang pasir. (Tabdid Kawasyif hal 24-25).
Syeikh Muqbil berkata: Orang ini memiliki tulisan yang banyak, dan kitab-kitabnya memiliki kesalahan-kesalahan yang banyak sekali, dia mengirim kepada kami sebuah kitab barangkali –Wallahu a’lam- berjudul I’dadul Fawaris Bitarkil Madaris dia atau yang lainnya, dan bukan kitab Kawasyif Jaliyyah karena dulu dia tidak mengakui bahwa kitab Kawasyif ini adalah tulisannya, dia berikan kitab di atas agar aku melihatnya dan aku waktu itu, tidak memiliki maka aku berikan kepada saudara kami yang kritis dan berilmu Abdul Aziz Al-Bar’i, dia jelaskan kesalahan-kesalahan yang ada di dalamnya, maka aku sampaikan koreksian tersebut kepadanya, ternyata dia hendak membantah Abdul Aziz Al-Bar’i, maka aku katakan kepada Abdul Aziz Al-Bar’i :”Orang ini jahil dan sombong, tinggalkanlah dia tidak selayaknya kita menyibukkan diri dengannya, tidak selayaknya kita menyibukkan diri dengannya”, -wallahul musta’an-. Hanya saja orang-orang yang melihat semangat yang ada padanya menyangka bahwa dia termasuk ahli ilmu, dan berapa banyak orang yang disangka sebagai ahli ilmu padahal dia bukan ahli ilmu, maka orang ini (Al-Maqdisi) bukanlah termasuk ahli ilmu.