Blogger templates

MENYIKAPI TRAGEDI PENGANIAYAAN SYI’AH IRAQ TERHADAP AHLUS SUNNAH SECARA SYAR’I


MENYIKAPI TRAGEDI PENGANIAYAAN SYI’AH IRAQ TERHADAP AHLUS SUNNAH SECARA SYAR’I[1]
Oleh: Asy Syaikh Dr. Abdul Aziz ar Rayyis



            Sesungguhnya kita telah  mengetahui di Iraq penganiayaan syi’ah kepada saudara kita Ahlus sunnah, sebelum membahas masalah ini secara syar’I Aku akan memberi muqaddimah atas kajian  ini :
1.      Jihad adalah tujuan syar’I baik jihad daf’I atau thalb
2.      Bahwasanya jihad di syariatkan kuat nya iman seseorang dan berkonsisten dalam agamanya karena ini merupakan sebab datangnya pertolongan Allah, Allah berfirman:
إِن تَنصُرُوا۟ ٱللَّهَ يَنصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ
jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. (QS. Muhammad : 07)
لَقَدْ نَصَرَكُمُ ٱللَّهُ فِى مَوَاطِنَ كَثِيرَةٍۢ ۙ وَيَوْمَ حُنَيْنٍ ۙ إِذْ أَعْجَبَتْكُمْ كَثْرَتُكُمْ فَلَمْ تُغْنِ عَنكُمْ شَيْـًۭٔا وَضَاقَتْ عَلَيْكُمُ ٱلْأَرْضُ بِمَا رَحُبَتْ ثُمَّ وَلَّيْتُم مُّدْبِرِينَ
Sesungguhnya Allah telah menolong kamu (hai para mukminin) di medan peperangan yang banyak, dan (ingatlah) peperangan Hunain, yaitu di waktu kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlahmu, maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikit pun, dan bumi yang luas itu telah terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari ke belakang dengan bercerai-berai. (QS. At Taubah : 25)

3.      Hendaknya seorang muslim ingin jihad memiliki kekuatan dan kemampuan karena pada saat Rasulullah di Makkah tidak menyuruh para shahabatnya berjihad.

4.      Wajib mengambil ibrah atas yang menimpa saudara kita Allah berfirman :
فسيروا

Untuk mengambil ibrah kejadian yang telah lalu misalnya : apa yang menimpa saudara kita di Syiria, Syisyan dan Afghanistan.
Setelah muqaddimah yang ringkas tersebut mari kita  penganiayaan kaji di Iraq secara syar’i.
1.      bahwa kenyataan di Iraq sekarang merupakan jihad agama, akan tetapi Pada mereka ada Sufiyyah , Takfiriyyah dan Ahlus sunnah .
2.      Jihad harus memperhatikan kekuatan dan kemampuan adapun daulah di Iraq di kuasai oleh syi’ah , oleh karena itu Ahlus sunnah disana sangat lemah sekali. Karena kekuatan dalam jihad adalah syarat syar’I , tidak seperti yang di lakukan takfiriyyah yang meninggalkan syarat ini . diantara dalilnya yaitu Pada saat menjelang kiamat kelak Allah menyuruh Isa ‘Alaihissalam hijrah ke thur ketika munculnya Ya’juj dan Ma’juj dan tidak menyuruh membunuh mereka, karena memandang lemahnya kemampuan kaum muslimin . Sebagian manusia memandang bahwa Ahlus sunnah di Iraq tidaklah lemah karena itu wajib bagi seluruh kaum muslimin di negara lain menolong saudara kita di Iraq maka kita katakan , ini tidak lah benar baik secara akal atau syar’I , muslimin di negara lain menginginkan menolong kesana , tapi tidak mampu karena kuffar menghalangi mereka dan ini sebabnya karena dosa yang telah kita perbuat .
3.      Aku melihat apa yang dilakukan ISIS (Daulah Islam Iraq wasy Syam) dalam jihad mereka  membunuhtidak pandang anak – anak , wanita dan orangtua oleh sebab itu orang kuffar justru makin kasar terhadap kaum muslimin , lihatlah apa yang telah terjadi di Syiria.

Ringkasnya bahwa Ahlus Sunnah harus bersabar sampai datang ketetapan dari Allah ta’ala. Aku memohon ampun kepada Allah agar mengumpulkan kita di atas kebenaran.


[1] Diringkas dan diterjemahkan oleh Mujahid as Salafiy dari Muhadlarah beliau yang berjudul “Jarahatul Iraq”

PERINGATAN DARI TIPU DAYA SETAN


PERINGATAN DARI TIPU DAYA SETAN[1]
Oleh: Asy Syaikh Al Muhaddits Yahya bin ‘Ali al Hajuri -Hafizhahullah-
الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا، ومن سيئات أعمالنا، من يهديه الله فلا مضل له، ومن يضلل فلا هادي له، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله صلى الله عليه وعلى آله وسلم تسليماً كثيراً، أما بعد:
﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ﴾[آل عمران:102].
﴿يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً﴾[النساء:1].
﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً * يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِيماً﴾[الأحزاب: 70-71].

Allah ta’ala berfirman:
يَوْمَ يَبْعَثُهُمُ ٱللَّهُ جَمِيعًۭا فَيَحْلِفُونَ لَهُۥ كَمَا يَحْلِفُونَ لَكُمْ ۖ وَيَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ عَلَىٰ شَىْءٍ ۚ أَلَآ إِنَّهُمْ هُمُ ٱلْكَٰذِبُونَ. ٱسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ ٱلشَّيْطَٰنُ فَأَنسَىٰهُمْ ذِكْرَ ٱللَّهِ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ حِزْبُ ٱلشَّيْطَٰنِ ۚ أَلَآ إِنَّ حِزْبَ ٱلشَّيْطَٰنِ هُمُ ٱلْخَٰسِرُونَ
(Ingatlah) hari (ketika) mereka semua dibangkitkan Allah, lalu mereka bersumpah kepada-Nya (bahwa mereka bukan orang musyrik) sebagaimana mereka bersumpah kepadamu; dan mereka menyangka bahwa sesungguhnya mereka akan memperoleh suatu (manfaat). Ketahuilah, bahwa sesungguhnya merekalah orang-orang pendusta. Syaitan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka itulah golongan setan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan setan itulah golongan yang merugi. (QS. Al Mujadilah : 18-19)
Dua ayat ini dan ayat – ayat lain yang terdapat dalam Al qur’an merupakan penjelasan dan peringatan besar dari Allah ta’ala , bagi hamba Nya dari tipu daya dan penguasaan setan terhadap hamba supaya lupa mengingat Allah , apabila setan menguasai seorang hamba Allah maka dia akan lupa mengingat Allah , maka Allah akan lupa padanya , Allah berfirman :
وَلَا تَكُونُوا۟ كَٱلَّذِينَ نَسُوا۟ ٱللَّهَ فَأَنسَىٰهُمْ أَنفُسَهُمْ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْفَٰسِقُونَ
Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik. (QS. Al Hasyr : 19)
Waspadalah dari tipu daya setan ! sungguh siapa yang di gelincirkan setan meskipun dengan sebagian tipu dayanya, maka dia akan mengerjakan perbuatan keji dan munkar. Karena setan dan bala tentaranya mengajak yang demikian itu , Allah berfirman :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَتَّبِعُوا۟ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيْطَٰنِ ۚ وَمَن يَتَّبِعْ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيْطَٰنِ فَإِنَّهُۥ يَأْمُرُ بِٱلْفَحْشَآءِ وَٱلْمُنكَرِ ۚ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Barang siapa yang mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya setan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. (QS. An Nuur : 21)
Maka waspadalah dari musuh engkau ini , janganlah sampai ia menggelincirkanmu , sesungguhnya ia adalah musuh yang membawa pada jurang kehancuran , Allah berfirman :
إِنَّ ٱلشَّيْطَٰنَ لَكُمْ عَدُوٌّۭ فَٱتَّخِذُوهُ عَدُوًّا ۚ إِنَّمَا يَدْعُوا۟ حِزْبَهُۥ لِيَكُونُوا۟ مِنْ أَصْحَٰبِ ٱلسَّعِيرِ
Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh (mu), karena sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala. (QS. Fathir : 6)
Diantara tipu daya setan yaitu:
  1.  mengharamkan apa yang di haramkan Allah dan sebaliknya , Allah berfirman :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُلُوا۟ مِن طَيِّبَٰتِ مَا رَزَقْنَٰكُمْ وَٱشْكُرُوا۟ لِلَّهِ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu menyembah. (QS. Al Baqarah: 172)
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ كُلُوا۟ مِمَّا فِى ٱلْأَرْضِ حَلَٰلًۭا طَيِّبًۭا وَلَا تَتَّبِعُوا۟ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيْطَٰنِ ۚ إِنَّهُۥ لَكُمْ عَدُوٌّۭ مُّبِينٌ
Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan; karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu. (QS. Al Baqarah : 168)
  1. mengajak pada kemaksiatan , sebagaimana hal ini telah di kerjakan musyrikin, Allah berfirman:
 أَلَمْ تَرَ أَنَّآ أَرْسَلْنَا ٱلشَّيَٰطِينَ عَلَى ٱلْكَٰفِرِينَ تَؤُزُّهُمْ أَزًّۭا. فَلَا تَعْجَلْ عَلَيْهِمْ ۖ إِنَّمَا نَعُدُّ لَهُمْ عَدًّۭا
Tidakkah kamu lihat, bahwasanya Kami telah mengirim setan-setan itu kepada orang-orang kafir untuk menghasung mereka berbuat maksiat dengan sungguh-sungguh?, maka janganlah kamu tergesa-gesa memintakan siksa terhadap mereka, karena sesungguhnya Kami hanya menghitung datangnya (hari siksaan) untuk mereka dengan perhitungan yang teliti. (QS. Maryam : 83-84)
            Ini merupakan petunjuk dari Rabb yang wajib menjauhinya dengan sungguh – sungguh , Allah berfirman :
أَلَمْ أَعْهَدْ إِلَيْكُمْ يَٰبَنِىٓ ءَادَمَ أَن لَّا تَعْبُدُوا۟ ٱلشَّيْطَٰنَ ۖ إِنَّهُۥ لَكُمْ عَدُوٌّۭ مُّبِينٌۭ. وَأَنِ ٱعْبُدُونِى ۚ هَٰذَا صِرَٰطٌۭ مُّسْتَقِيمٌۭ. وَلَقَدْ أَضَلَّ مِنكُمْ جِبِلًّۭا كَثِيرًا ۖ أَفَلَمْ تَكُونُوا۟ تَعْقِلُونَ
Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah setan? Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu", dan hendaklah kamu menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus. Sesungguhnya setan itu telah menyesatkan sebahagian besar di antaramu. Maka apakah kamu tidak memikirkan? (QS. Yasiin : 60-62)
            Setan menyesatkan dengan segala bisikkan – bisikkan nya , jika dia tidak berhasil dengan satu jalan maka dia akan mencari jalan lain untuk menggoda. Kadang dengan harta , dengan ketampanan , jasad dan kegagahan , kedudukan , saling tidak menolong , dan kadang dengan cara melalaikan dirimu dengan mengingat Allah.
            Dan diantara tipu daya setan yaitu takut kemiskinan , berapa banyak manusia melakukan kemaksiatan dengan sebab ketakutannya dari kefakiran. Dia  membisik – bisikkan kepada manusia agar berbuat ini dan itu . Jika kamu tidak berbuat demikian itu kamu akan miskin misalnya mencuri , kalau tidak mencuri takut miskin , berdusta jika tidak berdusta maka akan miskin dan jika tidak belajar di majelis – majeliis ikhtilat takut miskin atau contoh – contoh yang lain. Semua ini tidak lain melainkan tipu daya dari setan . Allah berfirman :
ٱلشَّيْطَٰنُ يَعِدُكُمُ ٱلْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُم بِٱلْفَحْشَآءِ ۖ وَٱللَّهُ يَعِدُكُم مَّغْفِرَةًۭ مِّنْهُ وَفَضْلًۭا ۗ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌۭ
Setan menakut-nakuti kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS. Al Baqarah : 268)
            Padahal siapa yang memberi rizki , setan yang memberi makan dia ?! jawabannya adalah Allah , jika setan saja di beri rizki , lantas bagaimana muungkin Allah tidak memberi rizki hambanya yang beriman ?!
  1. mengolok – olok (orang lain atau agama). Allah berfirman :
قُلْ أَنَدْعُوا۟ مِن دُونِ ٱللَّهِ مَا لَا يَنفَعُنَا وَلَا يَضُرُّنَا وَنُرَدُّ عَلَىٰٓ أَعْقَابِنَا بَعْدَ إِذْ هَدَىٰنَا ٱللَّهُ كَٱلَّذِى ٱسْتَهْوَتْهُ ٱلشَّيَٰطِينُ فِى ٱلْأَرْضِ حَيْرَانَ لَهُۥٓ أَصْحَٰبٌۭ يَدْعُونَهُۥٓ إِلَى ٱلْهُدَى ٱئْتِنَا ۗ قُلْ إِنَّ هُدَى ٱللَّهِ هُوَ ٱلْهُدَىٰ ۖ وَأُمِرْنَا لِنُسْلِمَ لِرَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ
Katakanlah: "Apakah kita akan menyeru selain daripada Allah, sesuatu yang tidak dapat mendatangkan kemanfaatan kepada kita dan tidak (pula) mendatangkan kemudaratan kepada kita dan (apakah) kita akan dikembalikan ke belakang, sesudah Allah memberi petunjuk kepada kita, seperti orang yang telah disesatkan oleh setan di pesawangan yang menakutkan; dalam keadaan bingung, dia mempunyai kawan-kawan yang memanggilnya kepada jalan yang lurus (dengan mengatakan): "Marilah ikuti kami". Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah (yang sebenarnya) petunjuk; dan kita disuruh agar menyerahkan diri kepada Tuhan semesta alam. (QS. Al An’am : 71)
  1. Fitnah , Allah berfirman :
يَٰبَنِىٓ ءَادَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ ٱلشَّيْطَٰنُ كَمَآ أَخْرَجَ أَبَوَيْكُم مِّنَ ٱلْجَنَّةِ يَنزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْءَٰتِهِمَآ ۗ إِنَّهُۥ يَرَىٰكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُۥ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْ ۗ إِنَّا جَعَلْنَا ٱلشَّيَٰطِينَ أَوْلِيَآءَ لِلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ وَإِذَا فَعَلُوا۟ فَٰحِشَةًۭ قَالُوا۟ وَجَدْنَا عَلَيْهَآ ءَابَآءَنَا وَٱللَّهُ أَمَرَنَا بِهَا ۗ قُلْ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَأْمُرُ بِٱلْفَحْشَآءِ ۖ أَتَقُولُونَ عَلَى ٱللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ.
Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh setan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya 'auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman. Dan apabila mereka melakukan perbuatan keji, mereka berkata: "Kami mendapati nenek moyang kami mengerjakan yang demikian itu, dan Allah menyuruh kami mengerjakannya. Katakanlah: "Sesungguhnya Allah tidak menyuruh (mengerjakan) perbuatan yang keji." Mengapa kamu mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?. (QS. AL A’raf : 27-28)
Benteng – benteng dari setan[2]
I.                    Rasulullah bersabda :
“jika salah seorang keluar dari rumahnya, maka bacalah: Bismillahi tawakkaltu ‘alallahi Laa Haula wa laa quwwata illa billah. (HR. Abu Daud)
II.                  Taat kepada Allah
Rassulullah bersabda: tidaklah orang yang keluar melainkan bersamanya ada bendera, jika dia keluar dalam rangka ketaatan kepada Allah maka malaikat telah mengikuti dengan benderanya, jika dia keluar dalam rangka maksiat kepada Allah maka setan telah mengikutinya dengan benderanya. (HR. Ahmad 8386)
III.                Membaca ayat kursi
IV.                Sujud syahwi ketika mendengar ayat sajdah
V.                  Ta’awudz

وبالله التوفيق


[1] Diterjemahkan dan diringkas oleh Abu Idris as Salafiy dari kitab Fadhilatusy syaikh Yahya al Hajuri yang berjudul Ishlahul Ummah hlm 59-73
[2] Judul tambahan dari penerjemah

HUKUM MENDAHULUI RAMADHAN DENGAN PUASA SEHARI ATAU DUA HARI


DIRASAH  AL HADITSIYYAH

HUKUM MENDAHULUI RAMADHAN DENGAN PUASA SEHARI ATAU DUA HARI

Oleh: Abu Idris as Salafiy

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ - رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - - لَا تَقَدَّمُوا رَمَضَانَ بِصَوْمِ يَوْمٍ وَلَا يَوْمَيْنِ, إِلَّا رَجُلٌ كَانَ يَصُومُ صَوْمًا, فَلْيَصُمْهُ - مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ



Takhrij Hadits

Hadits diatas adalah shahih , di riwayatkan Imam Bukhori dalam shohihnya No 1914 dan Imam Muslim dalam shohihnya No 182

FAIDAH – FAIDAH DARI HADITS
1.      Sebab – sebab di namakan bulan Ramadhan
            Dinamakan Ramadhan karena ia membakar dosa , yakni menghapus dosa , di katakan pula pada bulan itu manusia sangat haus di sebabkan puasa (Fathul ‘Allam 2/549)

2.      Ramadhan atau Bulan Ramadhan ?
            Dalam penyebutannya Ulama’ berbeda pendapat :
-          disebut Ramadhan tanpa kata bulan. Ini adalah pendapat Jumhur Ahlul ‘ilm , mereka berdalil

مَنْ صام رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا, غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Barangsiapa melakukan ibadah Ramadhan karena iman dan mengharap ridlo'Nya, maka diampunilah dosa-dosanya yang telah lewat." )HR. Bukhari dan Muslim)

-          Boleh di tambah dengan kata Bulan (Bulan ramadhan ) Ini adalah pendapat Bukhori , An Nasa’I , An Nawawi.
-          Makruh menambah kata bulan , kecuali ada alasan . Ini adalah pendapat Imam Malik , Ibnu Al baqilani, kebanyakan dari syafi’iyyah. Mereka berdalil dengan dalil dengan hadits Abu Hurairah :
“janganlah kalian berkarkata telah datang Ramadhan, sesungguhnya Ramadhan addalah diantara nama Allah. Tetapi katakanlah : telah datang bulan Ramadhan”[1]

Pendapat yang kuat
Menurut kami pendapat yang kuat adalah pendapat pertama. ( Syarhul Muhadzab 6/248 dan Subulus salam dalam Bab Shaum )

Hukum Puasa sehari atau dua hari sebelum Ramadhan

Adapun masalah berpuasa sehari atau dua hari sebelum Ramadhan maka:
1.    Diharamkan jika niatnya untuk jaga-jaga atau ragu-ragu. Ini berdasarkan hadits Ammar bin Yasir di atas.
2.    Diperbolehkan jika pada hari itu bertepatan dengan puasa yang biasa dia kerjakan, seperti puasa Daud atau puasa senin kamis. Ini berdasarkan hadits Abu Hurairah di atas.
3.    Larangan pada kedua hadits di atas hanya berlaku untuk puasa sunnah. Adapun bagi yang mempunyai puasa wajib semacam puasa nazar atau puasa qadha` ramadhan tahun lalu, maka dia tetap wajib berpuasa walaupun itu pada sehari atau dua hari sebelum Ramadhan.
4.    Bagi orang yang tidak biasa memperbanyak puasa di bulan Sya’ban, maka dia tidak diperbolehkan untuk berpuasa Sya’ban di hari-hari terakhir Sya’ban (yaitu sehari atau dua hari terakhir). Karena amalannya itu bertentangan dengan hadits Abu Hurairah.
5.    Adapun jika dia sudah terbiasa puasa Sya’ban sebulan penuh atau sebagian besarnya setiap tahunnya maka tidak mengapa dia berpuasa di hari-hari terakhir Sya’ban karena itu sudah menjadi kebiasaannya. (Mengambil Faidah dari Fiqh Islam wa Adillatuh, karya Wahbah al Zuhaili)


Hikmah larangan 

 supaya bisa membedakan antara amalan wajib (puasa Ramadhan) dan amalan sunnah. Juga supaya kita semakin semangat melaksanakan awal puasa Ramadhan. Di samping itu, hukum puasa berkaitan dengan melihat hilal (datangnya awal bulan). Maka orang yang mendahului Ramadhan dengan sehari atau dua hari puasa sebelumnya berarti menyelisihi ketentuan ini. (Fathu Dzil Jalali wal Ikrom bi Syarh Bulughil Marom, Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin)


[1] Diriwayatkan Ibnu Adi dalam al Kamil 7/53, beliau mendlaifkannya dengan sebab Abu Maa’syar Najih bin Abdur Rahman.

RAMADHAN BERSAMA ULAMA’ SALAF


RAMADHAN BERSAMA ULAMA’ SALAF

Ali Bin Abi Thalib berkata: mereka para salaf selalu berharap agar amalan – amalan mereka diterima dari pada banyak beramal. Bukankah engkau mendengar Allah berfirman:
إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ ٱللَّهُ مِنَ ٱلْمُتَّقِينَ
Sesungguhnya Allah hanya menerima dari orang-orang yang bertakwa. (QS. Al Maidah : 27)
Dahulu al Aswad bin Yazid mengkhatamkan al Qur’an di bulan ramadhan setiap dua malam dan beliau tidaur antara maghrib dan isya’.[1]
Dahulu syaddad bin Aus jika ingin beristirahat di ranjangnya, keadaannya bagaikan biji diatas wajan (tidak tenang), kemudian berdoa: Ya Allah, sesungguhnya jahannam terus mengancam, maka jangan engkau biarkan aku tidur . lantas beliaupun bangun dan langsung menuju tempat shalatnya.
Ibnu umar –radliyallahu ‘anhuma- berpuasa dan tidaklah beliau berbuka kecuali bersama orang – orang miskin.
Yunus bin yazid berkata: dahulu imam Ibnu Syihab jika memasuki Ramadhan beliau isi bulan tersebut dengan membaca al – Qur’an dan memberi makan fakir miskin.
Thalq bin Qais sewaktu Ramadhan tidaklah keluar rumah kecuali waktu shalat. (HR. Ibnu Abi Syaibah)
Jabir bin Abdillah –Radliyallahu ‘anhu- berkata: jika kamu berpuasa maka jagalah pendengaran, penglihatan, dan lisanmu dari berkata dustaserta jagalah dirimu dari berbuat dosa. (HR.Ibnu Abi Syaibah)


[1] Ini tidaklah bertentangan dengan larangan hadits mengkhatamkan al qur’an kurang dari tiga hari. Ibnu Rajab berkata: bahwasanya larangan hadits mengkhatamkan al qur’an kurang dari tiga hari ituberlaku apabila dikerjakan terus menerus. (Lathaiful Ma’arif}