Blogger templates

PERINGATAN SEORANG MUSLIM DARI KESESATAN PENULIS BUKU MILLAH IBRAHIM


PERINGATAN SEORANG MUSLIM DARI KESESATAN PENULIS BUKU MILLAH IBRAHIM (seri I)

penulis: Dr. Asy Syeikh Abdul Aziz bin Royyis Ar Royyis
penerjemah: Mujahid as Salafiy



MUQODDIMAH PENERJEMAH
بسم الله الرحمن الرحيم
سلام عليكم ورحمة الله وبركاته.
الحمد لله حمداً كثيراً طيباً مباركاً فيه, كما يحب ربنا ويرضى, وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له, وأشهد أن محمداً عبده ورسوله.
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam”.(Ali ‘Imran: 102).
”Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (An Nisaa’: 1).
 “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barang siapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar”. (Al-Ahzab: 70-71)
Amma Ba’du... sesungguhnya sebenar-benar ucapan adalah Kitabullah ta’ala dan sebaik-baik tuntunan adalah tuntunan Muhammad salallaahu ‘alaihi wa sallam serta seburuk-buruk urusan adalah yang diada-adakan, sedangkan setiap yang diada-adakan adalah bid’ah, dan setiap bid’ah adalah sesat serta setiap kesesatan adalah di neraka.
Setan senantiasa berupaya menggelincirkan manusia dari jalan Robbul ‘alamin dengan berbagai cara,  diantaranya dengan cara menebarkan syubhat yang merasuki jiwa – jiwa yang lurus terkhusus kawula muda yang minim pengetahuan tentang agama dan memiliki semangat yang membara dalam memperjuangkan islam. Hal ini telah dia nyatakan dan diabadikan oleh Alloh dalam al Qur’an agar manusia berhati – hati , wapada serta berupaya agar tidak terperdaya:

قَالَ فَبِمَآ أَغْوَيْتَنِى لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَٰطَكَ ٱلْمُسْتَقِيمَ* ثُمَّ لَءَاتِيَنَّهُم مِّنۢ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَٰنِهِمْ وَعَن شَمَآئِلِهِمْ ۖ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَٰكِرِينَ
Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat). (QS. Al A’rof 07:16-17)
            Dalam upaya membendung syubhat yang bertebaran terlebih di internet dan membungkam makar setan serta teman - temannya, karena tipu daya setan amatlah lemah, Alloh berfirman:
فَقَٰتِلُوٓا۟ أَوْلِيَآءَ ٱلشَّيْطَٰنِ ۖ إِنَّ كَيْدَ ٱلشَّيْطَٰنِ كَانَ ضَعِيفًا
sebab itu perangilah kawan-kawan setan itu, karena sesungguhnya tipu daya setan itu adalah lemah. (QS. An Nisa’ : 76)
            maka dengan pertolongan Alloh kami menghadirkan kepada pembaca sebuah bantahan yang ditulis oleh Dr. Asy Syeikh Abdul ‘Aziz Bin Royyis ar Royyis yang merupakan bantahan tulisan Abu Muhammad Al Maqdisiy Ishom Burqowiy yang berjudul Millah Ibrohim yang mana kitab ini banyak menjadi pegangan para takfiriyyun bahkan di puji – puji oleh pemuda – pemuda Afghanistan.
            Semoga beliau diberikan balasan oleh Alloh dengan balasan yang berlipat, menambahkan ilmu dan memanjangkan umur umur beliau guna menegakkan tauhid dan sunnah berdasakan pemahaman salaful ummah. Kami juga berdo’a agar tulisan ini bermanfaat, dapat membendung syubhat dan menjadi benteng kokoh terlebih bagi para salafiyyun. Amin yaa Mujibas Sailin

                                                                           Penerjemah,
                                                                           M u j a h i  d  A s   S a l a f i y
                                                                 (pengelola www.millahmuhammad.blogspot.com)
------------------------------------------------------------------------------------------------------------


MUQODDIMAH PENULIS
Diantara kitab – kitab yang keadaannya terangkum dan membekas didalamnya sifat melampaui batas dalam masalah takfir (pengkafiran)  serta kebodohan yang mebutakan atau sifat melampaui batas yang membinasakan yaitu kitab yang ditulis oleh Abu Muhammad al – Maqdisiy yang berjudul “Millatu Ibrohim”, karena tidaklah terdapat sifat melampaui batas pada mereka melainkan karena kitab ini. Maka kitab ini termasuk diantara kitab – kitab takfir paling sesat   yang hujjahnya sangat rapuh sebagaimana akan datang penjelasannya mengenai hal ini-Insya Alloh- ketika membaca bantahan ini. Diantara  hal yang terpenting dalam bantahan kitab – kitab sesat semacam ini yaitu tidaklah membekas didalam kitab tersebut melainkan menekuni manhaj Khowarij. Maka diantara sikap kewaspadaan dan kemudahan yang sangat yang mana hal ini merupakan perkara yang penting yaitu memberi obat bagi orang yang telah terjerumus dalam pemikiran khowarij ini yang mana pemikiran tersebut dapat merusak agama dan dunia.
            Dan aku akan membantah –insay Alloh- dengan dua cara:
  1. Pertama dengan bantahan secara umum
  2. Kedua dengan bantahan secara terperinci 
 ----------------------------------------------------------------------------------------------------


FASAL PERTAMA
BANTAHAN SECARA UMUM

Kebanyakan kitab yang berada di orang – orang yang melampaui batas adalah bermuara pada sikap yang melampaui batas dalam hal “Baro’(sikap berlepas diri)” terhadap orang kafir dan orang musyrik, yang nukilan – nukilannya dari perkataan – perkataan Ulama’ Najd. Dan ini adalah sebuah kebenaran lagi wajib yang tiada perselisihan didalamnya tapi yang jadi permasalahan adalah abu Muhammad al Maqdisiy yang sesat ini menginginkan dengan ucapan – ucapan Ulama’ Najd tersebut diberlakukan terhadap para pemerintah Kaum muslimin terlebih (pemerintah) negeri Saudi, padahal perkataan – perkataan tersebut berlaku bagi orang musyrik dan kafir yang menentang.
Inilah  letak perbedaan dan medan peperangan kami yang mana hal ini tidak hanya berlaku bagi orang kafir tapi juga berlaku bagi orang yang menyelisihi dien yang lurus ini. Karena hal itu termasuk syi’ar yang mulia dalm dien ini. Abu Muhammad al Maqdisiy telah menjerumuskan dirinya sendiri dalam kebodohan dan kedzaliman dia juga telah terjun dalam keyakinan yang salah terhadap Pemerintah kaum Muslimin padahal keyakinan tersebut telah disepakati atasnya mereka dikafirkan tanpa dasar syar’I yaitu hanya dengan sebab tidak berhukum dengan apa yang diturunkan Alloh serta perkara – perkara tidak syar’I yang lain akibat dari sikap melampaui batas. Dalam  kitab ini tidaklah kosong dari dalil – dalil melainkan membantah syubhat – syubhat sebagai senjata melawan orang yang mengkafirkan karenya bagi yang kurang paham  dengan   muara bantahanku terhadap kitab Kawasyiful Jaliyyah yang  berjudul “Tabdiidu Kawasyifil ‘Anidi fii Takfirihi Lidaulatit Tauhid” aku akan meringkasnya dengan penjelasan dua hal yang penting. (catatan kaki: siapa yang menginginkan penjelasan lebih lanjut silahkan lihat kitab “Tabdiidu Kawasyifil ‘Anidi fii Takfirihi Lidaulatit Tauhid”)
1.      Asal keislaman dan keimanan seorang muslim baik Hakim ataupun rakyat tidaklah dikeluarkan dari keislaman dan keimanannya kecuali dengan keyakinan, Syeikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata: barangsiapa yang kokoh keimanannya dengan sebuah keyakinan maka keragu - raguan  tidaklah bisa menghilankannya, akan tetapi hilangnya islam dan keimanan seseorang yaitu setelah ditegakkannya hujjah dan dihilangkannya syubhat. (Majmu’ Fatawa 12/501)
Dan inilah peringatan penting atas qoidah yang telah disepakati atanya yaitu “Yakin tidak bisa dihilangkan dengan keragu - raguan”*. 
2.      Di antara hal yang penting pula untuk diketahui adalah bahwa mengkafirkan adalah hak Alloh dan Rosul-Nya, maka tidaklah hal ini menjadi hak para orang yang melampaui batas. Ibnu Taimiyyah berkata: berdasarkan ini, maka Ahlul Ilmi dan Ahlus Sunnah tidaklah mengkafirkan orang yang menyelisihnya, meskipun orang yang menyelisihi tersebut jatuh dalam kekafiran, karena kafir adalah hukum syar’I maka tidak layak bagi seorang-pun menjatuhkan vonis tersebut…. Maka tidaklah boleh dikafirkan kecuali orang yang telah dikafirkan oleh Alloh dan Rosul-Nya. (ar Roddu ‘alal Bakri hlm 259, lihat pula Majmu’ Fatawa 3/245, Minhajus Sunnah 5/92&224 dan lihat al Fishol Ibnu Hazm 3/248-249)
Ibnul qoyyim berkata dalam qosidah Nuniyyah:
Vonis kafir adalah hak Alloh dan Rosulnya
      Dengan ketetapan syara’ dan tidak dengan ucapan fulan
Barangsiapa yang dikafirkan Alloh dan rosulnya
Sungguh dia telah terjatuh dalam kekafiran.

Imam Asy Syaukani berkata: ketahuilah bahwasanya tidaklah layak bagi seorang muslim yang beriman kepada Alloh dan hari akhir menghukumi seorang muslim keluar dari islam kecuali dia dahului dengan penjelasan yang jelas layaknya matahari di siang hari. Telah shohih hadits – hadits dari jalan para shahabat,
“ bahwasanya barangsiapa yang menuduh kepada saudaranya hai kafir maka tuduhan itu akan kembali kepada diantara keduanya”.
Dalam lafadz lain dalam riwayat Bukhori dan Muslim
 “barangsiapa yang menuduh kepada seorang dengan kekafiran atau menuduh bahwa dia adalah musuh Alloh, maka tidaklah tuduhan demikian itu melainkan akan kembali padanya"
Dalam hadits yang lain terdapat lafadz:
“sungguh telah kafir salah satu diantara keduanya”
Dengan hadits – hadits ini dan yang semakna dengannya bahwa permasalahan Takfir adalah perkara yang besar…. Kemudian beliau berkata: sebagaimana penjelasan yang telah lalu janganlah seorang membuat rusak agamanya, dan jangan pula dia meniadakan dirinya dari faidah,(hal itu hendaklah dia waspadai) sebagaimana dia takut kesalahan menimpa dirinya sehingga disebut oleh Rosululloh sebagai orang kafir. (Sailur jaror 4/578)
            Dalam kitab al Maqdisiy yang kosong dari dalil ini telah mengkafirkan orang – orang seperti para pemerintah kaum muslimin, karena itu ia merupakan diantara kitab – kitab berbau takfir yang paling rapuh hujjahnya –itupun jika mereka memiliki hujjah- maka ia hanyalah kitab yang membakar semangat  sikap semangat bagi orang yang terjatuh dalam pemikiran sesatnya padahal keadaan kitab itu tidaklah memuaskan dan tidak pula berada diatas dalil – dalil. Tidaklah Para  pemuda yang berumur kurang lebih 20 tahunan yang meliki semangat  yang membara melainkan akan mendapatkan racun (kitab itu) dan jauh dari akal sehat dan ilmu yang bersumber dari wahyu serta pertolongan Alloh.
            Obat dari pengaruh  kitab yang lemah ini (Millah Ibrohim) adalah agar membaca secara sempurna kitab seperti ini dan penulis yang menggelutinya. Karena syubhat – syubhat para Takfiri bermuara pada pengkafiran penguasa muslim dan tidak lebih-sebagaimana yang aku ketahui- lima syubhat yang menjadi pondasi dan yang berkaitan dengannya aku telah menbantah dan menjawabnya dalam kitabku “Tabdidu Kawasyifil ‘Anidi Fii Takfirihi lidaulatit Tauhid”


__________________________________________________________________
diantara ulama’ yang menyebutkan adanya ijma’ tentang qoidah ini adalah Ibnu Daqiq al Ied dalam Ihkamul Ahkam 1/117