Wahb bin Munabbih berkata di dalam nasehatnya untuk Dzakhaulan:
Seandainya Allah memberikan kekuatan kepada Khawarij, sungguh akan binasa bumi ini disebabkan pemikiran mereka, jalur-jalur transportasi dan haji ke Baitullah Al-Haram akan terputus. Jika demikian, maka niscaya peradaban Islam akan kembali kepada peradaban Jahiliyyah sehingga manusia akan kembali meminta pertolongan kepada puncak-puncak bukit sebagaimana mereka dahulu berbuat demikian di masa jahiliyyah.
Demikian pula akan bangkit lebih dari sepuluh atau dua puluh orang yang setiap orang mengkampanyekan dirinya untuk menjadi pemimpin, setiap orang dari mereka memiliki pengikut lebih dari sepuluh ribu, yang kemudian mereka saling memerangi dan saling mengkafirkan di antara mereka. Sehingga seorang muslim ketika itu mengkhawatirkan dirinya, agama, darah, keluarga, dan hartanya, dia tidak tahu ke mana hendak pergi atau dengan siapa dia tinggal.
Hanya saja Allah subhanahu wata’ala dengan hikmah, ilmu, dan kasih sayang-Nya, menolong umat ini dengan pertolongan yang baik dan sempurna, maka Allah mengumpulkan dan mempersatukan hati-hati mereka di atas seorang pemimpin yang bukan dari kalangan Khawarij. Sehingga Allah menjaga darah-darah mereka, menjaga aib-aib mereka dan aib-aib keluarga mereka, menyatukan mereka kembali setelah sebelumnya berpecah belah, mengamankan jalur transportasi mereka, memberikan kekuatan kepada kaum muslimin untuk memerangi musuh-musuh mereka, menegakkan hukum had, membela orang yang terzhalimi dan memerangi orang yang menzhalimi mereka, sebagai rahmat dari Allah yang dilimpahkan kepada mereka.
Sumber: Munashahatu Al-Imam Wahb bin Munabbih li Rajulin Ta’atstsara bi Madzhabil Khawarij, hal. 21-22.
Seandainya Allah memberikan kekuatan kepada Khawarij, sungguh akan binasa bumi ini disebabkan pemikiran mereka, jalur-jalur transportasi dan haji ke Baitullah Al-Haram akan terputus. Jika demikian, maka niscaya peradaban Islam akan kembali kepada peradaban Jahiliyyah sehingga manusia akan kembali meminta pertolongan kepada puncak-puncak bukit sebagaimana mereka dahulu berbuat demikian di masa jahiliyyah.
Demikian pula akan bangkit lebih dari sepuluh atau dua puluh orang yang setiap orang mengkampanyekan dirinya untuk menjadi pemimpin, setiap orang dari mereka memiliki pengikut lebih dari sepuluh ribu, yang kemudian mereka saling memerangi dan saling mengkafirkan di antara mereka. Sehingga seorang muslim ketika itu mengkhawatirkan dirinya, agama, darah, keluarga, dan hartanya, dia tidak tahu ke mana hendak pergi atau dengan siapa dia tinggal.
Hanya saja Allah subhanahu wata’ala dengan hikmah, ilmu, dan kasih sayang-Nya, menolong umat ini dengan pertolongan yang baik dan sempurna, maka Allah mengumpulkan dan mempersatukan hati-hati mereka di atas seorang pemimpin yang bukan dari kalangan Khawarij. Sehingga Allah menjaga darah-darah mereka, menjaga aib-aib mereka dan aib-aib keluarga mereka, menyatukan mereka kembali setelah sebelumnya berpecah belah, mengamankan jalur transportasi mereka, memberikan kekuatan kepada kaum muslimin untuk memerangi musuh-musuh mereka, menegakkan hukum had, membela orang yang terzhalimi dan memerangi orang yang menzhalimi mereka, sebagai rahmat dari Allah yang dilimpahkan kepada mereka.
Sumber: Munashahatu Al-Imam Wahb bin Munabbih li Rajulin Ta’atstsara bi Madzhabil Khawarij, hal. 21-22.