KOREKSI
MEMBONGKAR KESESATAN MANUSIA YANG KERAS
KEPALA ATAS PENGKAFIRANNYA TERHADAP NEGERA SAUDI ARABIA ( seri I )
OLEH:
MUJAHID AS SALAFI
HAK
PENERBITAN BUKU INI BEBAS BAGI SIAPA SAJA DAN DIPERBOLEHKAN BAGI SETIAP ORANG
UNTUK MENCETAKNYA, SERTA MENYEBARKANNYA DALAM RANGKA MEMBUAT
GERAM MUSUH-MUSUH ALLAH. DAN BEBAS JUGA UNTUK MEMBISNISKANNYA TANPA IZIN
TERLEBIH DAHULU KEPADA PENULIS DENGAN SYARAT TIDAK MELAKUKAN PERUBAHAN
SEDIKITPUN TERHADAP ISINYA
MUQADDIMAH
بسم الله الرحمن الرحيم وبه أستعين
الحمد لله رب العالمين والعاقبة للمتقين ولا عدوان إلا على الظالمين وأشهد
ألا إله إلا الله وحده لا شريك له الموصوف بصفات الجلال والإكرام وصلى الله على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم أجمعين
أَلَمْ
تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ ٱللَّهُ مَثَلًۭا كَلِمَةًۭ طَيِّبَةًۭ كَشَجَرَةٍۢ طَيِّبَةٍ
أَصْلُهَا ثَابِتٌۭ وَفَرْعُهَا فِى ٱلسَّمَآءِ. تُؤْتِىٓ أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍۭ بِإِذْنِ رَبِّهَا ۗ وَيَضْرِبُ
ٱللَّهُ ٱلْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ.
Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan
kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya
(menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan
seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya
mereka selalu ingat.( QS. Ibrahim : 24-25 )
Ya Allah Rabb kami, mudahkanlah kami dalam membongkar
pemikiran sesat para musuh – musuhMu, agar mereka mengetahui:
ذَٰلِكَ
ٱلدِّينُ ٱلْقَيِّمُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
(Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui. ( QS. Ar Ruum: 3 )
لَتُبَيِّنُنَّهُۥ
لِلنَّاسِ وَلَا تَكْتُمُونَهُۥ
"Hendaklah kamu menerangkan isi kitab itu kepada manusia, dan
jangan kamu menyembunyikannya." ( QS. Ali Imran: 187 )
Al Imam Muslim
meriwayatkan di dalam Shahihnya dari Aisyah radliyallahu ‘anha bahwa Nabi
Shallallaahu ‘alaikhi wa sallam bersabda seraya mengkhithabi para sahabanya:
أهجوا قريشاً فإنّه أشدّ عليهم من رَشقِ
بالنّبل
“Hinalah
orang-orang Quraisy itu, karena hinaan itu lebih dahsyat pengaruhnya terhadap
mereka daripada hujanan panah.”
Ini
bila masalahnya adalah masalah hinaan dan jawaban akan cacian orang-orang
musyrik,maka apa gerangan dengan membongkar kesesatan para musuh – musuh Allah
yang menebar kedustaan bahkan tidak segan mengkafirkan dua ulama’ sunnah Ibnu
Baz dan Muhammad bin shalih al Utsaimin -rahimahumallah-.?! Tentu hal ini
justru lebih penting dari hal itu.
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ جَاهِدِ
الْكُفَّارَ وَالْمُنَافِقِينَ وَاغْلُظْ عَلَيْهِمْ وَمَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ
وَبِئْسَ الْمَصِيرُ
Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir
dan orang-orang munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka
ialah neraka Jahanam. Dan itulah tempat kembali yang seburuk-buruknya. (QS. At
Taubah : 73)
Ibnul Qoyyim menyatakan:
Jihad dengan Ilmu dan hujjah merupakan jihadnya para Nabi dan Rosul-Nya.
(Qosidah Nuniyyah)
Berkata Syaikh Bakr Abu Zaid -rahimahullah-: membantah orang
yang menyimpang merupakan bagian dari ushul agama islam.
Imam Asy – Syathibi berkata: semisal dengan mereka, maka
tidak mengapa membongkar kesesatan – kesesatan mereka. Semua itu kembalinya
kepada kaum muslimin agar tidak terjerumus dalam kesesatan mereka. ( diambil
dari Muqaddimah kitab “Hiwar ma’a doktor Safar Hawali fii kitabihi Zhahiratul
Irja’ ” )
Amma
Ba’du
Risalah ini kami susun sebagai
pembongkaran kesesatan manusia yang keras kepala bernama Abu Muhammad al
Maqdisiy Isham Burqawi dalam pengkafirannya terhadap negeri saudi arabia yang
hal itu dia paparkan dalam kitab sesatnya yang berjudul “Al Kawasyiful Jaliyyah
fii Kufri Daulatis Su’udiyyah”.
Risalah ini kami susun dengan banyak
mengambil faedah dari kitab “Tabdid Kawasyifil ‘Anid Fii Takfirihi li Daulatit
Tauhid” karya Doktor Asy Syaikh Abdul ‘Aziz Bin Rayyis ar Rayyis kitab ini
merupakan bantahan dari kitab Abu Muhammad al Maqdisiy tersebut. Dan disini
kami memberikan tambahan – tambahan faedah dari kitab – kitab lain yang semisal
agar semakin nampak dan jelas kesesatan Abu Muhammad al Maqdisiy dan para
pengikutnya.
Hamba yang faqir menulis ini dalam rangka penunaian
kewajiban seraya meminta keteguhan dan kelurusan dari Rabbul ‘Ibaad. Dan ini
dilakukan dalam rangka:
- Mengingatkan
kaum mu’miniiin.
- Menyadarkan
orang-orang yang masih tidur lagi lalai.
- Membongkar kaum
mulabbisiin dan munifiqiin.
- Menegakkan
hujjah terhadap orang-orang yang membangkang.
- Serta sebagai
pelepas tanggung jawab di hadapan Allah Rabbul ‘aalamiin.
Aku memohon kepada Allah ta’ala agar menjadikan risalah ini
ikhlas karenaNya dan semoga Allah ta’ala menampakkan kebenaran di bumiNya dan
melenyapkan kebatilan yang ada.
فَأَمَّا
ٱلزَّبَدُ فَيَذْهَبُ جُفَآءًۭ ۖ وَأَمَّا مَا يَنفَعُ ٱلنَّاسَ فَيَمْكُثُ فِى
ٱلْأَرْضِ ۚ كَذَٰلِكَ يَضْرِبُ ٱللَّهُ ٱلْأَمْثَالَ
Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada
harganya; adapun yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi.
Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan. ( QS. Ar Ra’du: 17 )
لِّيَهْلِكَ
مَنْ هَلَكَ عَنۢ بَيِّنَةٍۢ وَيَحْيَىٰ مَنْ حَىَّ عَنۢ بَيِّنَةٍۢ ۗ وَإِنَّ
ٱللَّهَ لَسَمِيعٌ عَلِيمٌ
agar orang yang binasa itu binasanya dengan keterangan yang nyata
dan agar orang yang hidup itu hidupnya dengan keterangan yang nyata (pula).
Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha menegtahui. ( QS. Al Anfal : 42 )
mujahid
as Salafiy
MEMBONGKAR
KESESATAN PENULIS DALAM MUQADDIMAHNYA
Penulis berkata: Lembaran-lembaran ini telah saya susun
dengan waktu yang sangat singkat lagi sempit, dan saya untuk mengumpulkan
materinya tidak begitu menguras waktu yang banyak dan tenaga yang besar.
Dan yang membuat saya cepat-cepat mengeluarkan dan
menghadirkannya adalah apa yang terjadi dan tersebar dari kelangan yang
menisbatkan diri mereka kepada dakwah, ilmu dan jihad, yang berupa pembelaan
mereka terhadap nidzam su’uudiy briithaaniy amriikiy kafir (system kafir Nega
Saudi yang bergaya Inggris dan Amerika),
Jika
kalian memperhatikan kalimat diatas, maka tentu akan kalian ketahui bahwa
Manhaj Abu Muhammad al Maqdisiy adalah manhaj setan, Rasulullah bersabda:
ketenangan datangnya dari Allah, sedang tergesa – gesa itu datangnya dari syaitan. ( HR. Abu Ya’la dan dihasankan syaikh Albani dalam shahih jami’ush shaghir )
ketenangan datangnya dari Allah, sedang tergesa – gesa itu datangnya dari syaitan. ( HR. Abu Ya’la dan dihasankan syaikh Albani dalam shahih jami’ush shaghir )
Ulama’
salaf terdahulu menulis kitab dengan waktu yang lama bahkan sampai ada yang
meninggal dunia kitab karangannya belum sempurna, beda halnya denga Abu
Muhammad al Maqdisiy yang dengan tergesa – gesanya dia menulis bahkan
menghukumi kafir terhadap sebuah negara, maka ini adalah kesalahan yang fatal
lagi besar. Walaa haula walaa quwwata illa billah
Penulis berkata: apalagi usaha talbiis itu tidak
menghabiskan biaya besar, paling buat ongkos cetak buku-buku itu dan gaji bagi
para syaikh-syaikh upahan……….. Alangkah senangnya para thaghut Alu Su’uud
dengan keberadaan orang-orang seperti kalian, dan alangkah girangnya mereka
dengan pemahaman dan pola pikir kalian. Demi Allah seandainya mereka itu
mengetahui kalian dan mendapatkan jalan untuk menemui kalian tentu mereka
membeli kalian dengan uang berjuta-juta (Riyal).
Lihatlah bagaimana orang keras kepala
ini memenuhi mulutnya dengan celaan terhadap para Ulama’ bahkan menebar talbis
dan tadlis kepada manusia, hanya kepada Allah-lah tempat mengadu,
وَمَثَلُ
كَلِمَةٍ خَبِيثَةٍۢ كَشَجَرَةٍ خَبِيثَةٍ ٱجْتُثَّتْ مِن فَوْقِ ٱلْأَرْضِ مَا
لَهَا مِن قَرَارٍۢ
Dan
perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut
dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikit pun.
( QS. Ibrahim: 26 )
إِنَّ
رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦ وَهُوَ أَعْلَمُ
بِٱلْمُهْتَدِينَ
Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah Yang Paling Mengetahui siapa yang
sesat dari jalan-Nya; dan Dia-lah Yang Paling Mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk. ( QS. Al Qalam : 07 )
Dan cukuplah
bukti kesesatannya dengan banyaknya celaan yang dia lakukan terhadap siapapun
yang tidak sejalan dengannya bahkan terhadap Ulama’ sekalipun, yang mana hal
ini telah Allah larang dalam kitabNya,
وَلَا تُطِعْ
كُلَّ حَلَّافٍۢ مَّهِينٍ. هَمَّازٍۢ مَّشَّآءٍۭ بِنَمِيمٍۢ. مَّنَّاعٍۢ
لِّلْخَيْرِ مُعْتَدٍ أَثِيمٍ. عُتُلٍّۭ بَعْدَ ذَٰلِكَ زَنِيمٍ
Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang
banyak bersumpah lagi hina, yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur
fitnah, yang sangat enggan berbuat baik, yang melampaui batas lagi banyak dosa,
yang kaku kasar, selain dari itu, yang terkenal kejahatannya. ( QS. Al Qalam:
10-13 )
Penulis berkata: Begitulah talbiis dari pemerintah, talbiss
dari para syaikh, dan talbiis dari para da’i, sehingga mereka mengkaburkan
agama manusia, bahkan masalahnya sudah lebih dari itu, di mana sebagian orang
yang menisbatkan dirinya kepada jihad, dia melarang setiap usaha dan jihad
melawan pemerintah itu, bahkan berbicara (tentangnya saja adalah dilarang)
dengan dalih bahwa statusnya masih samar dan tidak jelas.
Dengan mudahnya dia memutar balikkan
fakta, padahal dia justru yang menebar talbis dan tadlis, sehingga mengkaburkan
agama yang haq ini dari manusia. Dimana dia melecehkan ulama’ yang melarang dia
dan yang sepemahan dengannya agar tidak membicarakan aib – aib pemerintah
melalui mimbar – mimbar yang hal ini bukanlah tergolong manhaj Rasulullah dalam
menasehati pemerintah, buktinya adalah Rasulullah bersabda:
“Barangsiapa
hendak menasehati pemerintah tentang sesuatu, jangalah dia lakukan secara
terang – terangan. Akan tetapi hendaknya dia ajak dan menyendiri dengannya”. (
HR. Ahmad dalam Musnadnya )
Bukti lain akan hal ini sebagaimana
yang diriwayatkan Ibnu Abi Syaibah dan yang lainnya, Abdullah bin Jubair
berkata:
“Aku
berkata kepada Ibnu Abbas bahwa aku akan mengajak pemerintahku berbuat
kebaikan, Ibnu Abbas berkata: jika kamu takut dia akan membunuhmu, maka jangan
lakukan. Jika kamu ingin melakukan maka lakukanlah di tempat yang hanya antara
kamu dan dia”.
Abu
Ishaq berkata: tidaklah suatu kaum mencela pemerintah mereka kecuali Allah
haramkan kebaikan atas mereka. ( Diriwayatkan Ibnu Abdil Barr dalam kitab
beliau at Tamhid )
Berkata
Syaikh Muhammad Ibnu ibrahim:…. Maka wajib menasehati mereka (pemerintah)
sesuai Syar’I dengan lemah lembut, dan mengikuti jejak salaf Shalih (dalam
perkara ini) tanpa membongkar kejelekan mereka di majlis – majlis dan di
hadapan manusia. Yang meyakini hal ini merupakan bentuk inkarul Munkar maka ini
adalah sifat melampaui batas yang tercela, bodoh terhadap realita dan tidak
mengetahui akibat buruk akan hal itu terhadap agama dan dunia. ( Ad Durarus
Saniyyah 9/119 )
Bahkan Manhaj Abu Muhammad al
Maqdisiy dalam perkara ini adalah Manhaj Abdullah bin Saba’ yahudi pencetus
Syi’ah, Ibnu Jarir meriwatkan dalam kitab Tarikhnya, bahwa Abdullah bin Saba’
berkata:
“tampakkanlah
cacian kalian terhadap pemerintah kalian.” ( Taarikh ar Rusul 4/340 )
Penulis berkata: Seharunya bila mereka tidak mengetahui atau
status negaranya itu masih samar atas diri mereka, seharunya mereka itu mencari
(kejelasan) dan bertanya, daripada menghalang-halangi dan banyak
berdebat,”karena sesungguhnya obat ketidaktahuan adalah bertanya,” Allah
subhaanahu wa ta’aala berfirman:
Dan janganlah kamu berdebat (untuk
membela) orang-orang yang mengkhianati dirinya. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang selalu berkhianat lagi bergelimang dosa. An
(Nisaa: 107).
Dan firman-Nya subhaanahu wa ta’aala:
Beginilah kamu, kamu sekalian adalah
orang-orang yang berdebat untuk (membela) mereka dalam kehidupan dunia ini.
Maka siapakah yang mendebat Allah untuk (membela) mereka pada hari kiamat? Atau
siapakah yang jadi pelindung mereka (terhadap siksa Allah)?. “(An Nisaa:
109).
Seharusnya dialah yang harus
bertanya kepada Ulama’ mengenai hal ini, bukan dia hukumi sendiri bahkan
menyuruh para Ulama’ bertanya kepadanya yang jelas – jelas dia bukan deretan
Ulama’ hanya orang yang tidak memiliki ilmu, tidak pula rasa wara’ dan orang
yang dalam hatinya ada kebencian.
فَسْـَٔلُوٓا۟
أَهْلَ ٱلذِّكْرِ إِن كُنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu
tidak mengetahui. ( QS. An Nahl: 43 )
Benarlah
apa yang difirmankan Allah:
وَإِذَا
قِيلَ لَهُمْ لَا تُفْسِدُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ قَالُوٓا۟ إِنَّمَا نَحْنُ
مُصْلِحُونَ. أَلَآ
إِنَّهُمْ هُمُ ٱلْمُفْسِدُونَ وَلَٰكِن لَّا يَشْعُرُونَ
Dan bila dikatakan kepada mereka: Janganlah kamu membuat kerusakan
di muka bumi, mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang
mengadakan perbaikan."
Ingatlah,
sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka
tidak sadar. ( QS. Al Baqarah: 11-12 )
Padahal kalau dicermati apa
yang dia lontarkan dengan kacamata ilmu dan keadilan murni, akan nampak sekali
ketimpangan dan pengelabuhan serta penyamaran hakekat serta pemaksaan argument
yang didesak-desakkan kedalam kebrutalannya.
Dengan sadar atau
tanpa sadar dia telah mengikuti jalan Fir`aun ketika berkata ke kaumnya:
قَالَ فِرْعَوْنُ مَا
أُرِيكُمْ إِلَّا مَا أَرَى وَمَا أَهْدِيكُمْ إِلَّا سَبِيلَ الرَّشَاد
"Berkata
Fir'aun : Aku tidaklah memberi tahu kalian kecuali apa yang telah aku arahkan,
dan tidaklah aku menunjuki kalian kecuali jalan yang lurus.'[QS Ghofir :29]
wallahu a'lam wal 'ilmu 'indallah