MEMBONGKAR KEDUSTAAN AL – MAQDISIY DALAM KITABNYA PEMBONGKARAN YANG JELAS ATAS PENGKAFIRAN NEGERI SAUDI bag II
OLEH: Asy – Syeikh Abdul ‘Aziz Ar Royyis
Penerjemah: Abu Ammar as – Salafi
Editor dan Peneliti: Mujahid as - Salafi
BANTAHAN POINT I "PENGKAFIRAN AL MAQDISIY TERHADAP SYEIKH BIN BAZ DAN SYEIKH UTSAIMIN"
Al-Imam Abu Utsman Ash-Shobuni berkata :”Tanda yang palling jelas dari ahli bid’ah adalah kerasnya permusuhan mereka kepada pembawa Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam mereka melecehkan dan menghina ahli Sunnah. [Aqidah Salaf Ashabul Hadits hal. 14]
Maka petunjuk dan bimbingan dari ahlus sunnah adalah mereka menimbang dan mengukur orang-orang selain mereka itu dengan bagaimana sikap orang-orang tersebut terhadap ulama’ assunnah ahlul atsar pada zaman mereka. Jikalau sikap orang-orang tersebut adalah menentang ulama’ sunnah maka mereka pun membid’ahkannya dan tidak ada kehormatan.
Mereka juga menghajernya dan memperingatkan darinya kerena cacian dan cercaan serta penentangan dan merendahkan ulama’ assunnah adalah merupakan merendahkan assunnah, karena ulama’ assunnah adalah pembawa assunnah dan penjaga assunnah yang mana ulama’ asssunnah mereka berjalan meniti jejak dari assunnah.
Dan demikian halnya dengan keadaan Al Maqdisi ini seorang yang sangat durhaka (Ishom Al Barqowi). Maka dia sungguh telah mencerca dan mencela terhadap ulama’-ulama’ kita yang besar seperti Ibnu Baz dan Ibnu Utsaimin - semoga Alloh merohmati keduanya - pada beberapa tempat dari kitabnya ( ), dan termasuk dari cercaan dan celaannya adalah bahwasanya dia berkata: Dan engkau mengetahui kedustaan negara yang keji ini (yakni negara Saudi) yang mana negara Saudi ini telah merusak agama manusia dan telah menjadikan buruk tauhid manusia, serta engkau juga mengetahui kedustaan dan kesesatan pelayan-pelayan negara Saudi ini dari kalangan ulama’-ulama’ para penguasa. Engkau jangan mereka aneh dengan tidak adanya penistaan/pengembalian asal ke halaman-halaman kitab kawaasyif, karena kitab Al-Kawaasyif tersebut tidak mempunyai tampilan yang resmi autentik, bahkan kitab tersebut hanyalah ada di dalam internet, dan halaman-halamannya berubah-rubah seiring berbuahnya barisan tampilannya yang diturunkannya oleh setiap orang, oleh karena itu pengarang / Ishom Al-Barqowi tidak meletakkan halaman-halaman pada daftar isi, tapi dia hanya mencukupkan judul-judul/pokok-pokok bahasan.
Demikianlah Ishom Al-Barqowi, dia mensifati ulama’-ulama’ kita dan diantara mereka (para ulama’) yaitu Ibnu Baz, Ibnu Utsaimin, dan Al-Fauzan, bahwa mereka adalah pendusta dan sesat dan terkadang dia juga mensifati bahwa tauhid mereka adalah tauhid yang berubah, dan di tempat yang lain juga dia menuduh mereka bahwa sesungguhnya mereka adalah ulama’-ulama’ yang jelek, dan juga dalam perkataan dia terhadap negara Saudi dan fitnah Al-Harom / Masjidul Harom juga menukilkan omongan Juhaimin dalam Jarh dan celaannya terhadap Asy Syaikh Ibnu Baz, dan dia / Ishom Al Barqowi pun menetapkan omongan Juhaimin yang menjarh dan mencela Asy Syaik Ibnu Baz tersebut, dan dia Ishom Al Barqowi tidak mengingkarinya.
Dan dia / Ishom Al Barqowi menyatakan di tempat yang lain dengan nama Ibnu Baz dan juyga Ibnu Utsaimin - semoga Allah merohmatinya - dimana dia (Barqowi) mengatakan: Dan mereka para penguasa Saudi Arabia menyetir / menggiring ulama’, dan menjadikan sebagian dari ulama tersebut sebagai binatang ternak yang lembut dan nurut dan dengan tabir tutup tebal ini yang mereka para penguasa telah mengambilnya dari mereka para ahli ibadah dan para pendeta untuk menjadikan negara mereka sebagai negara Attauhid dan sebagai negara ilmu dan negara ulama’. Coba perhatikanlah bagaimana para syaikh ada di setiap tempat, inilah Syaikh Ibnu Baz, Syaikh Ibnu Utsaimin dan syaikh-syaikh yang lainnya semuanya mereka bersama negara, pegawai negara dan mereka yang membela-bela dan melindungi negara ini (negara Saudi) …. Lantas apa yang kalian inginkan sesungguhnya tentang Al-Islam dan At-Tauhid…!! Demikianlah negara Saudi di dalam menyesatkan para rakyat.
- kemudian dia Barqowi berkata - : Sekarang tinggallah seorang yang bertauhid itu dapat mengetahui bagaimana sikap dari para ulama’ yang sesat yang mengeluarkan argumen dan bantahan membela pemerintahan Saudi Arabia. Para ulama yang tidur di dada pemerintahan Saudi Arabia, para ulama’ yang menyusu / menetek dari susu pemerintahan Saudi Arabia …. Maka dengarkanlah semoga Alloh selalu memberimu petunjuk padamu untuk agar selalu konsisten di atas kebenaran yang kita yakini dan kita beragama kepada Alloh dengan kebenaran yang kita yakini tersebut, dan tidaklah menyedihkan kita ocehan cercaan orang yang mencela jikalau kita selalu bersama kebenaran yang kita yakini, dan tidak pula menyedihkan kita kedustaan orang yang mengada-ada berkata palsu…. Maka sikap yang benar adalah bahwa para ulama’ tersebut harus dijahr / ditinggalkan, dan tidak menuntut ilmu dari mereka, dan mereka itu jangan dimintaki fatwa, karena ilmu itu sebagaimana yang dikatakan oleh sebagian salaf adalah agama, maka perhatikan lihatlah dari siapa kalian mengambil agama kalian, bahkan yang wajib adalah memperingatkan mereka dan menghajer mereka sehingga mereka kembali dan melepaskan dari sikap mudahanah / penjilat / mengambil muka para penguasa dan dari sikap condong kepoada para penguasa, dan juga dari sikap membantah mengeluarkan argumen membela para penguasa…. - kemudian Barqowi berkata - : Adapun jika mereka para ulama Saudi tersebut masih terus menerus selalu di atas keadaan mereka yang telah dirubah dan dibenci seperti demikian itu, maka wajiblah para ulama Saudi tersebut dihajer dan tidak boleh berhubungan bersama mereka ! (selesai perkataan Barqowi).
Maka ternyata demikianlah pandangan dan sikapnya Barqowi terhadap ulama sunnah di zamaannya, maka dia (Barqowi) adalah seorang mutbadi’ sesat dan tidak ada kehormatan untuknya, maka lalu lantas bagaimana apabila engkau pun mengetahui bahwa ternyata dia (Barqowi) tidak hanya berpandangan dan mensikapi ulama sunnah sebatas pensikapan kedholiman dan kejahatan seperti yang telah engkau ketahui itu akan tetapi ternyata justru dia (Barqowi) mensikapi para ulama sunnah tersebut kafir melebihi Yahudi dan Nashroni dengan anggapan karena ulama sunnah tersebut telah keluar dari agama Islam secara total.
Dia (Barqowi) telah berkata dalam risalahnya yang berjudul “Singkirkanlah Keledai Ilmu ke dalam Tanah”2 / catatan kaki Risalah ini dimaktabahnya di mimbar At Tauhid wal Jihad : Sungguh aku telah membaca surat kabar Arro’yu Al Urduniyah pada tanggal 16 SHofar 1417 Hijriyah yang bertepatan 2/7/1996 Masih ada sebuah berita yang berjudul (Hai’ah Kibarul Ulama di Negara Saudi Menjadi Susah dan Sedih Dengan Adanya Peristiwa Peledakan) dan datang di dalam berita tersebut (Hai’ah Majlis Kibarul Ulama di Kerajaan Arab Saudi telah sedih dan susah / terpukul terhadap adanya sebuah keterangan yang dinukilkan oleh surat kabar kerajaan kemarin tentang kejadian peristiwa peledakan dalam sebuah berita… - kemudian Barqowi berkata - Maka saya (Barqowi) katakan : Sungguh Alloh telah membuka kejelekan perkara kalian dan membongkar tabir kalian wahai ulama sesat…. Demi Alloh sekarang sungguh telah datang pada kami suatu hari yang dahulu kami menahan lisan-lisan kami dari masuk terjun ke dalam urusan kalian, dan kami menjaga diri kami dari menyibukkan dengan urusan perkara kalian, karena rasa takut kami dari kelirunya banyak berbicara dari perlawanan kami dan penyelewengan dari metode cara dakwah kami…. Dan kami dahulu itu hanya mencukupkan dengan memperingatkan para pemuda dari kesesatan kalian …. Sampai sehingga dikafirkan oleh orang yang telah mengkafirkan kami dikarenakan kami meninggalkan masuk terjun ke dalam mengkafirkan kalian…. Dan dahulu itu sungguh kami benar-benar mengharapkan agar kalian kembali atau agar kalian berubah, atau kalian mengganti, atau agar kalian, atau kalian membandingkan tentang kalian sama serupa dengan hadits Nabi Sholallohu Alaihi Wasalam, “Biarkan mereka, agar manusia tidak berbicara bahwa Muhammad itu telah membunuh sahabatnya”. Akan tetapi kalian sungguh amat sangat disayangkan justru kalian tidaklah bertambah melainkan hanyalah kesesatan dan kesewenang-wenangan, dan penyelewengan dari kebenaran dan berlepas diri dari At Tauhid, dan menggiring kepada thogut-thogut dan kepada kesyirikan dan tandingan…. - kemudian dia (Barqowi) berkata – Maka tempat kembali kalian jika kalian tidak bertaubat dan tidak mengadakan perbaikan dan juga menjelaskan kebenaran, adalah sebagaimana tempat kembali orang yang telah Allah katakan tentangnya :
Yang artinya : “Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah kami berikan kepadanya ayat-ayat kami kemudian dia melepaskan diri dari ayat-ayat itu, lalu dia ikuti oleh syaithon sampai dia tergoda maka jadilah dia termasuk orang-orang yang tersesat. Dan kalau kami menghendaki sesungguhnya kami tinggikan derajatnya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia justru cenderung kepada dunia dan menuruti hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaan dia seperti anjing jika kamu membawanya maka diulurkan lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia pun tetap menglurukan lidahnya juga. Demikianlah itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami, maka ceritakanlah kepada mereka kisah-kisah itu agar mereka berpikir.
Maka ulama sunnah dan tauhid Ibnu Baz dan Ibnu Utsaimin dan Al Fauzan dan Al Ghodyan dan Ali Syaikh - semoga Alloh selalu merohmati mereka yang masih hidup atau yang sudah meninggal - mereka telah berlepas diri dari At Tauhid dan mereka adalah kafir menurut Al Barqowi, hanya saja Barqowi tidak menampakkan pengkafirannya terhadap mereka karena untuk menjaga kemaslahatan sebagaimana Nabi Sholallohu Alaihi Wassalam menjaga kemaslahatan dengan tidak membunuh orang-orang munafiq “Sehingga manusia tidak berbicara bahwa Muhammad itu telah membunuh sahabatnya”.
Maka semoga Alloh menjelekkan dan menghinakan Al Barqowi dan juga semoga Alloh menjelekkan dan setiap orang membela Al Barqowi setelah orang tersebut mengetahui bahwa keadaan Al Barqowi sangat jelek dan hina seperti ini. Dan sesungguhnya pengetahuan pembaca yang sunni terhadap apa-apa yang telah berlalu ini adalah cukuplah untuk agar tidak menghitung atau menganggap keilmuan dan penukilan dan pencelaan Al Maqdisi ilmu adalah agama yang tentu tidak boleh diambil dari orang sangat pembohong dan pendusta yang mencakar seperti Abu Muhammad Al Maqdisi ini dan juga ada sesuatu yang akan saya suguhkan kepadamu wahai pembaca tentang keadaan Abu Muhammad Al Maqdisi ini, saya bawakan dari suatu kejadian yang diketahui oleh orang yang telah berkawanan dan bermajlis dengan Abu Muhammad Al Maqdisi ini, dia adalah (Ihsan Al Utaibiy)1 catatan kaki Ihsan Al Utaibiy ini ma’ruf / dikenal oleh banyak tempat Islam dan dia punya para pengikut, maka jaminan dan tanggungan atasnya dalam apa yang saya nukil ini. Maka dia Ihsan Al Utaibiy telah menyebutkan tentang Abu Muhammad Al Maqdisi sesuatu perkara perbuatan maksiat, inilah sebagiannya :
1. Sesungguhnya Abu Muhammad Al Maqdisi tidak mau sholat di belakang kaum muslimin, akan tetapi dia justru bersembunyi di dalam WC-WC sehingga sampai manusia / kaum muslimin selesai sholat.
2. Dia Abu Muhammad Al Maqdisi tidak membolehkan sholat di belakang Al Hudzaifi (imam masjid Nabawi) dan As Sudais(Imam masjidil Haram).
3. Dia Abu Muhammad Al Maqdisi berpendapat bahwa harta polisi adalah halal untuk diambil atau dicuri, dan dia pun telah mencuri senjata dan harta salah satu seorang polisi muslim.
4. Dia Abu Muhammad Al Maqdisi berpendapat bolehnya mengkoyak kehormatan wanita-wanita muslim, karena wanita-wanita muslimin itu adalah budak, dan tentunya pendapat ini kembali pada karena pengkafirannya terhadap wanita-wanita muslimin.
Dan setelah muqodimah Syaikh kami Alallaamah Sholih Al-Fauzan - semoga Alloh selalu memberi taufiq padanya - untuk kitab ini (tabdlidu kawaasyifil ‘aniidi fii takfiirihi lidaulatid tauhiidi) maka beliau meminta pada saya untuk agar saya mencari tambahan dari data-data tentang keadaan Al Maqdisi ini, terlebih lagi dalam seputar ilmu syar’i, maka telah sampai pada saya bahwa Asy Syaikh ABdulloh As Sabt - semoga Alloh selalu memberinya taufiq - beliau sangat mengetahui tentang keadaan Al Maqdisi ini. Maka aku pun menelponnya dan terjadilah saling menjawab bersamaku - semoga Alloh membalas padanya kebaikan - dan beliau pun mengirimkan kepadaku biografi Muhammad Al Maqdisi ini yang mencangkup / memuat seputar apa-apa yang menunjukkan atas kebodohan agamanya dan sesungguhnya hanyalah angin syubhat-syubhat mengamuk bertiup keras dengannya ke kanan dan ke kiri – kita minta kepada Allah kesehatan dan kekuatan.
bersambung...................................insya Alloh