NASEHAT AKHIR ROMADHON
Oleh: Syaikh Sholeh bin Fauzan al-Fauzan hafidzohulloh
Segala puji hanya bagi Alloh yang dengan nikmat-Nya sempurnalah amal-amal sholeh, Dialah yang menjadikan setiap yang ada di dunia ini ada kalanya lenyap, dan menjadikan sesuatu yang tetap ada saatnya berpindah, agar orang-orang yang beriman mengambil pelajaran dari yang demikian, sehingga mereka bersegera untuk beramal ketika berada di masa lapang dan tidak tertipu dengan panjangnya angan-angan. Semoga sholawat dan salam senantiasa tercurah atas Nabi kita Muhammad dan para sahabatnya yang merupakan sebaik-baik sahabat serta keluarganya. Amma ba’du:
Wahai para hamba Alloh!
Berfikirlah tentang cepatnya berlalu siang dan malam. Dan ketahuilah bahwa umur kalian berkurang seiring dengan berlalunya siang dan malam. Dan lembaran-lembaran amal kalian telah dibalik seiring dengannya, maka bersegeralah bertaubat dan mengerjakan amal sholih sebelum habisnya kesempatan yang ada.
Wahai para hamba Alloh!
Beberapa saat yang lalu kalian menyambut datangnya bulan Ramadhan yang penuh berkah, dan pada hari ini kalian akan berpisah dengannya yang akan pergi meninggalkan kalian dengan apa-apa yang kalian tinggalkan padanya, ia akan menjadi saksi atas kalian terhadap apa-apa yang telah kalian amalkan, maka bergembiralah bagi siapa yang bulan Ramadhan menjadi saksi atas kebaikannya di sisi Alloh, yang akan menjadi pemberi syafa’at baginya untuk memasuki surga dan dibebaskannya dari neraka. Dan celakalah bagi siapa yang bulan Ramadhan menjadi saksi atas keburukan perbuatannya, yang ia (bulan Ramadhan,pent) pun mengeluh kepada Robb-Nya tentang sikap peremehannya dan penyia-nyiaannya terhadap bulan Ramadhan.
Maka berpisahlah dengan bulan Ramadhan dan Qiyam Ramadhan dengan sebaik-baik penutup. Barang siapa yang telah berbuat kebaikan dalam bulan Ramadhan, maka hendaklah ia menyempurnakannya. Dan barangsiapa yang telah berbuat buruk di bulan ini, maka hendaknya ia bertaubat dan mengerjakan amal sholeh di hari-hari yang tersisa, karena bisa jadi bulan Ramadhan tidak kembali kembali lagi padanya setelah tahun ini, Maka tutuplah Ramadhan dengan kebaikan dan teruskanlah mengerjakan amal sholeh yang telah kalian kerjakan di dalamnya di sisa-sisa bulan ini, sesungguhnya pemilik bulan ini adalah satu dan Dia mengawasi dan menyaksikan kalian. Dan Dia telah memerintahkan kalian untuk taat kepadanya seumur hidup. Barang siapa yang menyembah bulan Ramadhan, sesungguhnya bulan Ramadhan telah berlalu dan hilang. Dan barang siapa yang menyembah Alloh maka sesungguhnya Alloh itu Maha Hidup dan tidak akan mati, maka teruskanlah beribadah kepada-Nya di setiap waktu.
Sesungguhnya sebagian orang hanya beribadah di bulan Ramadhan, maka merekapun menjaga sholat mereka di masjid dan memperbanyak membaca al-Qur’an serta bershodaqoh dengan harta mereka. Tapi ketika Ramadhan telah berakhir merekapun malas untuk melakukan ketaatan, dan terkadang merekapun meninggalkan sholat Jum’at dan sholat berjama’ah, maka sesungguhnya mereka telah menghancurkan yang telah mereka bangun di bulan Ramadhan dan mengurai yang telah mereka jalin, seolah-olah mereka mengira bahwa kesungguhan mereka dalam beribadah di bulan Ramadhan akan menggugurkan keburukan-keburukan, perbuatan meninggalkan kewajiban dan perbuatan haram yang mereka lakukan selama setahun. Padahal mereka tidak mengetahui bahwa bulan Ramadhan dan yang selainnya hanya akan menggugurkan dosa-dosa kecil yang disyaratkan dengan menjauhi dosa-dosa besar. Alloh ta’ala berfirman :
إن تجتنبوا كبائر ما تنهون عنه نكفر عنكم سيئاتكم
“Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar yang kamu dilarang mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil)” [QS. An-Nisaa’ : 31]
Nabi shollallohu alaihi wa sallam bersabda:
الصلوات الخمس والجمعة إلى الجمعة ورمضان إلى رمضان كفارة لما بينهن إذا اجتنبت الكبائر
“Sholat yang lima waktu, jum’at yang satu sampai jum’at berikutnya, dan bulan Ramadhan sampai bulan Ramadhan berikutnya adalah kafaroh atas apa-apa (dosa-dosa kecil, pent) yang diantaranya, jika dosa-dosa besar dijauhi.” [HR Muslim 16/233]
Dan dosa besar apa selain syirik yang lebih besar daripada menyia-nyiakan sholat? Dan sekarang menyia-nyiakan sholat ini menjadi kebiasaan yang biasa bagi sebagian orang.
Sesungguhnya bersungguh-sungguhnya mereka dalam beribadah di bulan Ramadhan tidak bermanfaat bagi mereka sama sekali di sisi Alloh dikarenakan mereka setelah selesainya Ramadhan kembali mengerjakan maksiat berupa meninggalkan kewajiban-kewajiban dan mengerjakan yang haram.
Sebagian Salaf pernah ditanya tentang kaum yang bersungguh-sungguh ibadah di bulan Ramadhan, tapi setelah Ramadhan berlalu mereka kembali berbuat jelek lagi. Maka dijawab:
“mereka adalah seburuk-buruk kaum yang tidak mengenal Alloh melainkan hanya di bulan Ramadhan saja. Ya, karena orang yang mengenal Alloh, ia akan takut kepada-Nya disetiap waktu.”
Dan sebagian orang kadang-kadang berpuasa Ramadhan dan sholat di dalamnya, menampakkan kebaikan dan meninggalkan maksiat bukan karena Iman dan mencari pahala, dan mereka melakukan hal tersebut hanyalah karena ingin terlihat baik dan mengikuti masyarakat, karena dia melakukannya dengan sebab taklid kepada masyarakat. Dan itu termasuk nifaq akbar karena orang-orang munafiq mereka berbuat riya’ di hadapan manusia dengan menampak-nampakkan ibadahnya.
Dan orang seperti ini menganggap bulan Ramadhan sebagai penjara waktu yang membatasinya melakukan maksiat dan keharoman yang ia tunggu-tunggu waktu berakhirnya. Dan iapun bergembira dengan berakhirnya bulan Ramadhan karena ia telah keluar dari penjaranya.
Dan seorang mukmin bergembira dengan berakhirnya bulan Ramadhan karena ia telah menggunakan waktunya untuk beribadah dan melakukan ketaatan, maka iapun mengharapkan pahala dan keutamaannya. Adapun seorang munafik, ia bergembira dengan berakhirnya bulan Ramadhan karena ia bisa kembali bermaksiat dan mengumbar syahwat yang mana ia dipenjara darinya selama Ramadhan. Oleh karena itu, seorang mukmin setelah bulan Ramadhan melanjutkan dengan istighfar, takbir dan ibadah.
Sedangkan orang munafik setelah Ramadhan melanjutkan dengan kemaksiatan, perbuatan sia-sia, pesta nyayian dan musik karena bergembira dengan berlalunya bulan Ramadhan.
Maka bertakwalah kepada Alloh wahai para hamba Alloh dan berpisahlah dengan bulan kalian ini dengan bertaubat dan istighfar.
وصلى الله على نبينا محمد
***
Diterjemahkan dari: Ittihafu Ahlil Iman bi Durusi Syahri Romadhon (Pelajaran ke-27), oleh Syaikh Sholeh Fauzan hafidzohulloh, dengan sedikit perubahan
Segala puji hanya bagi Alloh yang dengan nikmat-Nya sempurnalah amal-amal sholeh, Dialah yang menjadikan setiap yang ada di dunia ini ada kalanya lenyap, dan menjadikan sesuatu yang tetap ada saatnya berpindah, agar orang-orang yang beriman mengambil pelajaran dari yang demikian, sehingga mereka bersegera untuk beramal ketika berada di masa lapang dan tidak tertipu dengan panjangnya angan-angan. Semoga sholawat dan salam senantiasa tercurah atas Nabi kita Muhammad dan para sahabatnya yang merupakan sebaik-baik sahabat serta keluarganya. Amma ba’du:
Wahai para hamba Alloh!
Berfikirlah tentang cepatnya berlalu siang dan malam. Dan ketahuilah bahwa umur kalian berkurang seiring dengan berlalunya siang dan malam. Dan lembaran-lembaran amal kalian telah dibalik seiring dengannya, maka bersegeralah bertaubat dan mengerjakan amal sholih sebelum habisnya kesempatan yang ada.
Wahai para hamba Alloh!
Beberapa saat yang lalu kalian menyambut datangnya bulan Ramadhan yang penuh berkah, dan pada hari ini kalian akan berpisah dengannya yang akan pergi meninggalkan kalian dengan apa-apa yang kalian tinggalkan padanya, ia akan menjadi saksi atas kalian terhadap apa-apa yang telah kalian amalkan, maka bergembiralah bagi siapa yang bulan Ramadhan menjadi saksi atas kebaikannya di sisi Alloh, yang akan menjadi pemberi syafa’at baginya untuk memasuki surga dan dibebaskannya dari neraka. Dan celakalah bagi siapa yang bulan Ramadhan menjadi saksi atas keburukan perbuatannya, yang ia (bulan Ramadhan,pent) pun mengeluh kepada Robb-Nya tentang sikap peremehannya dan penyia-nyiaannya terhadap bulan Ramadhan.
Maka berpisahlah dengan bulan Ramadhan dan Qiyam Ramadhan dengan sebaik-baik penutup. Barang siapa yang telah berbuat kebaikan dalam bulan Ramadhan, maka hendaklah ia menyempurnakannya. Dan barangsiapa yang telah berbuat buruk di bulan ini, maka hendaknya ia bertaubat dan mengerjakan amal sholeh di hari-hari yang tersisa, karena bisa jadi bulan Ramadhan tidak kembali kembali lagi padanya setelah tahun ini, Maka tutuplah Ramadhan dengan kebaikan dan teruskanlah mengerjakan amal sholeh yang telah kalian kerjakan di dalamnya di sisa-sisa bulan ini, sesungguhnya pemilik bulan ini adalah satu dan Dia mengawasi dan menyaksikan kalian. Dan Dia telah memerintahkan kalian untuk taat kepadanya seumur hidup. Barang siapa yang menyembah bulan Ramadhan, sesungguhnya bulan Ramadhan telah berlalu dan hilang. Dan barang siapa yang menyembah Alloh maka sesungguhnya Alloh itu Maha Hidup dan tidak akan mati, maka teruskanlah beribadah kepada-Nya di setiap waktu.
Sesungguhnya sebagian orang hanya beribadah di bulan Ramadhan, maka merekapun menjaga sholat mereka di masjid dan memperbanyak membaca al-Qur’an serta bershodaqoh dengan harta mereka. Tapi ketika Ramadhan telah berakhir merekapun malas untuk melakukan ketaatan, dan terkadang merekapun meninggalkan sholat Jum’at dan sholat berjama’ah, maka sesungguhnya mereka telah menghancurkan yang telah mereka bangun di bulan Ramadhan dan mengurai yang telah mereka jalin, seolah-olah mereka mengira bahwa kesungguhan mereka dalam beribadah di bulan Ramadhan akan menggugurkan keburukan-keburukan, perbuatan meninggalkan kewajiban dan perbuatan haram yang mereka lakukan selama setahun. Padahal mereka tidak mengetahui bahwa bulan Ramadhan dan yang selainnya hanya akan menggugurkan dosa-dosa kecil yang disyaratkan dengan menjauhi dosa-dosa besar. Alloh ta’ala berfirman :
إن تجتنبوا كبائر ما تنهون عنه نكفر عنكم سيئاتكم
“Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar yang kamu dilarang mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil)” [QS. An-Nisaa’ : 31]
Nabi shollallohu alaihi wa sallam bersabda:
الصلوات الخمس والجمعة إلى الجمعة ورمضان إلى رمضان كفارة لما بينهن إذا اجتنبت الكبائر
“Sholat yang lima waktu, jum’at yang satu sampai jum’at berikutnya, dan bulan Ramadhan sampai bulan Ramadhan berikutnya adalah kafaroh atas apa-apa (dosa-dosa kecil, pent) yang diantaranya, jika dosa-dosa besar dijauhi.” [HR Muslim 16/233]
Dan dosa besar apa selain syirik yang lebih besar daripada menyia-nyiakan sholat? Dan sekarang menyia-nyiakan sholat ini menjadi kebiasaan yang biasa bagi sebagian orang.
Sesungguhnya bersungguh-sungguhnya mereka dalam beribadah di bulan Ramadhan tidak bermanfaat bagi mereka sama sekali di sisi Alloh dikarenakan mereka setelah selesainya Ramadhan kembali mengerjakan maksiat berupa meninggalkan kewajiban-kewajiban dan mengerjakan yang haram.
Sebagian Salaf pernah ditanya tentang kaum yang bersungguh-sungguh ibadah di bulan Ramadhan, tapi setelah Ramadhan berlalu mereka kembali berbuat jelek lagi. Maka dijawab:
“mereka adalah seburuk-buruk kaum yang tidak mengenal Alloh melainkan hanya di bulan Ramadhan saja. Ya, karena orang yang mengenal Alloh, ia akan takut kepada-Nya disetiap waktu.”
Dan sebagian orang kadang-kadang berpuasa Ramadhan dan sholat di dalamnya, menampakkan kebaikan dan meninggalkan maksiat bukan karena Iman dan mencari pahala, dan mereka melakukan hal tersebut hanyalah karena ingin terlihat baik dan mengikuti masyarakat, karena dia melakukannya dengan sebab taklid kepada masyarakat. Dan itu termasuk nifaq akbar karena orang-orang munafiq mereka berbuat riya’ di hadapan manusia dengan menampak-nampakkan ibadahnya.
Dan orang seperti ini menganggap bulan Ramadhan sebagai penjara waktu yang membatasinya melakukan maksiat dan keharoman yang ia tunggu-tunggu waktu berakhirnya. Dan iapun bergembira dengan berakhirnya bulan Ramadhan karena ia telah keluar dari penjaranya.
Dan seorang mukmin bergembira dengan berakhirnya bulan Ramadhan karena ia telah menggunakan waktunya untuk beribadah dan melakukan ketaatan, maka iapun mengharapkan pahala dan keutamaannya. Adapun seorang munafik, ia bergembira dengan berakhirnya bulan Ramadhan karena ia bisa kembali bermaksiat dan mengumbar syahwat yang mana ia dipenjara darinya selama Ramadhan. Oleh karena itu, seorang mukmin setelah bulan Ramadhan melanjutkan dengan istighfar, takbir dan ibadah.
Sedangkan orang munafik setelah Ramadhan melanjutkan dengan kemaksiatan, perbuatan sia-sia, pesta nyayian dan musik karena bergembira dengan berlalunya bulan Ramadhan.
Maka bertakwalah kepada Alloh wahai para hamba Alloh dan berpisahlah dengan bulan kalian ini dengan bertaubat dan istighfar.
وصلى الله على نبينا محمد
***
Diterjemahkan dari: Ittihafu Ahlil Iman bi Durusi Syahri Romadhon (Pelajaran ke-27), oleh Syaikh Sholeh Fauzan hafidzohulloh, dengan sedikit perubahan