JAWABAN BAGI ORANG YANG MENYATAKAN BAHWA “THOGUT” IDENTIK DENGAN KEKAFIRAN
إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره, ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا, من يهده الله فهو المهتد, ومن يضلل فلا هادي له, وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمداً عبده ورسوله، اللهم صلِّ على محمدٍ النبي وأزواجه أمهات المؤمنين وذريته وأهل بيته كما صليت على آل إبراهيم إنك حميد مجيد.
أما بعد:
Sudah merupakan sunnatulloh yang ditaqdirkan atas makhluk-Nya, bahwasanya Dia menjadikan fitnah sebagian makhluk terhadap sebagian yang lain, menjadikan diantara mereka mu’min dan kafir, kaya dan miskin, pandai dan bodoh, selamat dan sesat. Semua itu merupakan diantara sebab – sebab yang menjadikan mereka berselisih, sebagaimana firman-Nya azza wa Jalla:
وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لَجَعَلَ النَّاسَ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلا يَزَالُونَ مُخْتَلِفِينَ إِلا مَنْ رَحِمَ رَبُّكَ وَلِذَلِكَ خَلَقَهُمْ
Jika Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat, Kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. (QS Hud : 83-84)
Untuk itu kita diperintahkan untuk berjihad melawan penyelewengan ahlul Bathil, Alloh ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ جَاهِدِ الْكُفَّارَ وَالْمُنَافِقِينَ وَاغْلُظْ عَلَيْهِمْ وَمَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ
Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka ialah neraka Jahanam. Dan itulah tempat kembali yang seburuk-buruknya. (QS. At Taubah : 73)
Ibnul Qoyyim menyatakan: Jihad dengan Ilmu dan hujjah merupakan jihadnya para Nabi dan Rosul-Nya. (Qosidah Nuniyyah)
Kami memuji kepada Alloh ta’ala yang telah memberi kekuatan dan ilmu kepada kami untuk mejaga din-Nya dengan Hujjah dan ilmu dari penyelewengan Ahlul Batil, meskipun mereka banyak bertebaran dimuka bumi akan tetapi kelak akan lenyap dari dunia ini. Alloh ta’ala berfirman:
وَقُلْ جَاءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ إِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوقًا
Dan katakanlah: "Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap". Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap. (QS. Al Isro’ : 81)
Tulisan ini merupakan penyingkapan dari sebagian penyelewengan-penyelewengan para pengklaim Mujahidin, semisal Ishom Burqowiy dan para pengikutnya yang menyatakan bahwa “semua Thogut adalah Kafir”.
Pendapat yang menyatakn bahwa Thogut adalah kafir adalah pendapat yang salah, oleh karena itu kami akan menjelaskan kesalahan pendapat tersebut dari tiga segi:
1. Julukan Thogut ditujukan kepada setiap pemimpin kesesatan, imam Qurthubi menyatakan:
Thogut adalah semua yang diibadahi selain Alloh ta’ala, seperti setan, dukun, berhala dan (dinamakan thogut pula yaitu) setiap orang yang menyeru pada kesesatan. (Tafsir Qurthubi 5/75)
Telah kita ketahui bahwa 72 dua firqoh yang ada adalah penyeru kesesatan akan tetapi para Ulama’ tidaklah mengkafirkan mereka kecuali jahmiyyah al ghullat.
2. Sesungguhnya para Ahlul Ilmi mensifati seseorang itu Thogut disebabkan segala sesuatu yang menyebabkan kelewat batas, Syeikhnya Mufassirin Ibnu Jarir ath Thobari mengatakan:
Dan yang benar menurutku tentang perkataan Thogut, bahwa ia adalah segala sesuatu yang melampui batas terhadap Alloh ta’ala lalu diibadahi selain-NYa…. Sesuatu itu bisa berupa manusia, syaithon, berhala, patung dan selainnya. (Tafsir ath Thobari 5/419)
Dari sini kita ketahui bahwa pensifatan thogut tidak mesti kafir, karena diantara Thogut sebagaimana yang disebutkan diatas adalah patung, sedangkan patung adalah benda mati yang tidak dapat disifati dengan kekafiran dan tidak pula dapat disifati dengan keimanan. (al Hukmu Bighoiri maa Anzalalloh Munaqoshah Ta’siliyyah, Syeikh ‘Uthaibi hal 35)
3. Ahlul Ilmi mensifati orang yang melakukan dosa besar sebagai Thogut akan tetapi mereka tidak mengkafirkannya, Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab menyatakan:
Thogut itu banyak dan yang kami jelaskan ada lima: setan, hakim curang pemakan suap, orang yang diibadahi sedangkan ia ridlo dan orang yang beramal tanpa ilmu. (Durorus Saniyyah 1/137)
Hakim curang pemakan suap adalah Thogut karena melakukan dosa besar, sedangkan madzhab Ahlus Sunnah bahwa pelaku dosa besar tidaklah kafir. Ibnu abdil Barr menyatakan:
Ahlus Sunnah wal Jama’ah dan mereka adalah Ahlul Fiqih wal Atsar telah sepakat bahwa seseorang tidaklah dikeluarkan dari islam(kafir) akibat dosa yang ia perbuat, meskipun itu aalah dosa besar. (At Tamhid 16/315)
Demikian jawaban bagi orang yang menyatakan Thogut identik dengan kekafiran. Semoga Uraian Ringkas ini menjadi penerang bagi muwahhidin salafiyyin dan pembatal syubhat para pengklaim Mujahidin.
اللهم إنا نسألك الهدى و السداد
Sabtu 7 Muharrom 1433H
Mujahid as Salafi
Pengelola www.millahmuhammad.blogspot.com